Kamis, 21 April 2011

बुकू Ketiga


Judul : Wujudkan Mimpimu: Sebuah Episode Pengamen
Penulis : Ceko & Pemenang Lomba FF Pengamen Cinta
Tebal : viii + 165 hlm
ISBN : 978-602-9079-54-8
Harga : Rp 38.700,-


Sinopsis :

Hingga kini, terwujud sudah antologi flash fiction: “Wujudkan Mimpimu: Sebuah Episode Pengamen” yang berisi 50 karya penulis terpilih. Plus sebuah flash fiction yang diadaptasi dari cerita pementasan teater “Wujudkan Mimpimu” yang diperankan oleh Anak-anak Komunitas Tol Pasteur di bawah naungan Ubuntu Theatre Organization, ‘mainteater’, dan Yayasan Bahtera.

Barisan huruf, rangkaian kata, dan kalimat dalam buku ini seolah bukan hanya bentuk visual bacaan inspiratif, namun akan terasa berubah menjadi audio berbentuk rangkaian nada-nada mayor-minor. Seperti saat mendengarkan para musisi jalanan menjual suaranya, apakah akan kita dengarkan atau abaikan begitu saja?


“Buku yang inspiratif dan humanis. Kisahnya pendek-pendek, namun menghentak, menghunjam rasa kemanusiaan, membangun empati pada orang-orang yang terpinggirkan, sekaligus pembangkit semangat. Bahwa harapan itu selalu ada. Layak dibaca oleh para pejuang kehidupan.”
(Tethy Ezokanzo, penulis lebih dari 25 buku)


Website penerbit: www.leutikaprio.com

बुकू Kedua


Judul : Lafaz Cinta Di Ambang Gerhana

Penulis : A. Roesadi, Dyari Rawa, Es Tea, dkk

Tebal : vi + 228 hlm

Penerbit: LeutikaPrio

Harga : Rp 40.000,-



Pasangan penulis dalam novelet ini:

Mas Adi feat Rusmin Nuryadin (A.Roesadi)

Widya Arum feat Rihan Alveo

Nataya Charoonsri feat Dian Mardi Safitri .

Muna Masyari feat Dalasari Pera .

Arieska Arief feat Gunadi Setiawan .

Chitra Herdian feat Fauziah Harsyah .

Erni Binti Sanusi feat Danney Dunnis .

Endang SSN feat Endang Sri Sulistya



Sinopsis cerita:


Kamil seakan tak percaya mendapati rumahnya yang berantakan. Lubang-lubang peluru menghiasi setiap jengkal dinding dan ruangan di rumahnya. Sambil memeluk adiknya yang telah berlumuran darah, Kamil mendapati jasad ayahnya yang tak lagi berbentuk, bermandikan darah hitam yang telah mengental. Di tangan papanya masih tergenggam sebuah salib. Sementara ibunya tak dapat ditemukan.

Dalam keputusasaan, dia mendapati sosok Bu Fatimah yang mampu menggenapi kerinduan pada mamanya. Namun, tak lama kemudian kepedihan kembali merenggut sosok malaikat pelindungnya. Bu Fatimah meninggal sebelum Kamil sempat menyelesaikan pintalan rindunya.

Perjalanana hidup membawa Kamil ke dalam sebuah panti asuhan dan harus menghadapi teman-teman yang tidak suka akan kehadirannya

Ada keanehan yang terjadi pada diri Kamil. Ia selalau menggumamkan sesuatu di luar kesadarannya. Kelak, gumaman itu adalah lafaz cinta yang menjawab setiap tanya yang membentuk awan hitam di benaknya. Mengembalikan cinta yang sempat pergi darinya. Gumaman apakah hingga sedahsyat itu?


***
Selain itu masih ada tujuh cerita lain tentang perjuangan mengahadapi ujian cinta. Rasakan cinta itu, nikmati sensasi ramuan dua penulis di setiap alurnya.



APA KATA MEREKA TENTANG "LAFAZ CINTA DI AMBANG GERHANA"?



Ramuan ceritanya sangat blend dan nyaris tidak terduga bahwa semua cerita dalam novelette ini ditulis oleh dua orang penulis berbeda. Jarang sekali bisa menemukan bacaan seperti ini, sungguh sebuah karya sastra yang tidak harus dilepaskan.

(Dang Aji – Penulis, Creator UNSA)



Lafaz Cinta di Ambang Gerhana adalah potret perjalanan hidup anak manusia yang berhasil diabadikan oleh para penulisnya dengan cerdas dalam bahasa yang dramatis. Sebuah pragmen yang barangkali dekat juga dengan diri kita, tapi kita abai untuk melihatnya. Itulah mengapa kisah-kisah di dalam buku ini layak untuk dibaca.

(Lian Kagura - Penulis)



Terlalu sempit jika memaknai cinta sebatas asmara. Novelet-novelet dalam buku ini membawa kita memaknai cinta secara lebih luas.

(Triani Retno A -- penulis dan editor)


Jumat, 08 April 2011

SANG KRITIKUS BERWAJAH KHUSUS, NAMUN TETAP MEMBAWA SOLUSUS, EH, SOLUSI!


Akhirnya si “dia” yang ditunggu-tunggu nongol juga di jagad raya ini. Dengan lahirnya si “dia”, kita berharap segala bentuk atau kondisi yang kurang menyenangkan yang hampir dirasakan oleh manusia di seluruh muka bumi ini perlahan-lahan dapat diperbaiki. Bukan hanya orang-orang yang memiliki kuasa yang kita minta untuk memperbaikinya, tapi kita, sebagai penunggu bumi ini juga harus memberikan andil hingga kondisi yang kita harapkan bisa tercipta dan kita bisa menikmatinya bersama. Sempurna, kan?

Sudah tahu arah pembicaraanku, kan? Ha? Belum? Oke!

Pertanyaanku, fasilitas umum apa yang semua orang pasti menggunakannya? Baik orang yang memiliki kendaraan, mau pun si pejalan kaki? Yup! Seratus! Jawabannya sudah pasti “JALAN RAYA”. Kita semua adalah orang-orang yang menggunakan fasilitas jalan raya tersebut. Entah itu mau kerja, mau menuntut ilmu, atau bahkan sekedar mejeng di jalan raya? Beragam tujuan kita. Terus, siapa yang bertanggung jawab untuk menjaga sarana umum itu? Pemerintah? Polisi lalu lintas? Tidak dunk! Yang pastinya kita semua bertanggung jawab atas fasilitas umum tersebut. Apa akibatnya kalau fasilitas umum tersebut tidak kita jaga dengan baik? Ah, mengerikan untuk sekedar membayangkannya.

Temans, ada banyak kasus yang terjadi di jalan raya hingga menimbulkan korban yang tidak sedikit. Mungkin ada diantara kita pernah mengalaminya langsung, atau bahkan saudara kita? Tentu tidak mengenakkan, bukan? Kasus-kasus seperti apa sajakah yang pernah terjadi di jalan raya? Hal ini dapat kita temui jawabannya di buku “Curhat Jalan Raya” terbitan Leutika, bukan penerbit buku biasa.

Di buku itu, berisikan 30 curhatan tentang jalan raya. Dari masalah berbagi jalan raya dengan si pejalan kaki sampai berbagi jalan raya dengan para pejabat yang mau lewat. Ada kisah sedih, dan ada pula kisah kocaknya, semua tersaji secara lengkap. Semua unek-unek dikeluarkan, dikupas secara gamblang tanpa ada yang ditutup-tutupi. Kritikan-kritikan pun juga disampaikan, bukan hanya ditujukan kepada pemerintah ataupun aparat kepolisian, namun juga ditujukan kepada yang punya kendaraan. Kita tidak boleh sewena-wena menggunakan sarana umum itu, karena setiap orang memiliki hak untuk menggunakannya, namun jangan lupa, setiap orang juga memiliki kewajiban terhadap “keberlangsungan hidup” si jalan raya supaya tercipta kenyaman bagi semua pengguna jalan raya. Jangan sampai kita yang menggunakannya dan kita pulalah yang merusaknya.

Di dalam buku ini juga dilengkapi berbagai kritik dan saran yang sangat dalam, namun isinya bukanlah sesuatu yang untuk menghakimi, menyalahkan, atau menghujat pihak-pihak tertentu. Selain itu, di buku ini juga ada solusi apik yang ditawarkan agar kita lebih mawas terhadap prilaku –prilaku jelek kita yang sering kita lakukan tanpa kita sadari.

Judul Buku : Curhat Jalan Raya
Penulis : Ifa Avianty dkk
Penerbit : Leutika
Tahun Terbit : Juni, 2010
Tebal Buku : 208 halaman
ISBN : 978-602-8597-43-2

Selasa, 05 April 2011

LAGU PUN BISA MERUBAH KEHIDUPAN


Judul Buku : Lagu Opick Inspirasiku
Penulis : Arien Ratih, dkk
Penerbit : Leutika
Tahun Terbit : Januari, 2011
Tebal Buku : 190 halaman
ISBN : 978-602-8597-62-3


Buku “Lagu Opick Inspirasiku” terlahir dari tarian tangan para penulisnya dengan sangat apik. Ada tiga puluh cerita kisah nyata dari tiga puluh penulis berbeda yang disajikan dalam buku ini. Ceritanya begitu mengalir dan menyentuh para pembacanya—termasuk saya.

Sangat tidak berlebihan jika kita mengatakan bahwa lagu-lagu Opick banyak menginspirasi para penikmat lagunya. Lagu-lagu Opick memang memiliki tempat tersendiri di hati para pendengarnya. Inspirasi-inspirasi yang ditemui dari lagu-lagu Opick tergambar jelas di buku ber-cover hitam hijau ini. Bukan hanya fans-nya saja yang terinspirasi, bahkan orang yang tadinya tidak mengenal lagu-lagu Opick pun terinspirasi ketika tidak sengaja mendengar lagu Opick diputarkan.

Memang tidak bisa pungkiri, bahwa kita, si penghuni bumi ini, pastinya pernah mengalami tragedi-tragedi yang bisa menghancurkan kehidupan kita. Atau bahkan yang lebih parah, iman kita sampai tergadaikan, Naudzubillah….. Kita merasa seolah-olah sang penguasa bumi dan langit tidak berlaku adil pada kita. Dan tak sedikit pun diantara kita yang pernah terlintas di benaknya untuk menyudahi kehidupan fana ini sebelum waktunya. Hal semacam itulah yang terjadi di beberapa kisah dalam buku ini. Namun, berkat izin Tuhan, akhirnya mereka diberikan pencerahan lewat lagu-lagu Opick yang mengalun syahdu nan lembut itu. Masalah yang berat pun jadi terasa ringan.

Apakah hanya itu yang kita dapatkan dari buku ini? Ternyata tidak! Ada cerita-cerita keren lainnya yang tidak bisa saya bahas lebih detail. Salah satu kisah yang sempat membuat dada ini bergemuruh yaitu kisah dari Dila Sakti Negara dengan judul “Indahnya Sedekah” di halaman 52. Dari judulnya memang terasa biasa saja dan mudah ditebak isinya. Tapi, Subhanallah, hati saya berdebar dan bergemuruh membaca proses beliau menempuh pendididkan di Provinsi Bengkulu. Hati saya sempat berbicara, “Andai saja kita saling kenal, ingin rasanya aku memeluknya”.*Kalimat ini tercetus karena saking sedihnya dan kebetulan aku juga tinggal di Bengkulu.

Selain itu yang tak kalah membuat saya speechles, di buku “Lagu Opick Inspirasiku” ini, aku menemukan dua buah cerita yang berasal dari penulis nonmuslim. Subhanalllah…., tidak bisa kita ingkari lagi, bahwa lagu Opick memang benar-benar memberikan inspirasi kepada seluruh umat manusia dengan tidak memandang SARA.*Siapa SARA? ^^

Cerita-cerita yang sarat makna terlukis jelas di buku ini. Begitu menggugah—hingga saya meneteskan airmata. Kita bisa berkaca diri dari kisah-kisah yang ditawarkan di buku yang diterbitkan Leutika ini. Mengambil pelajaran dan tidak melakukan atau mengulangi hal-hal yang tidak baik tersebut. Dan mudah-mudahan hati kita menjadi tenang untuk mengarungi samudra kehidupan ini.

Penasaran dengan kisah-kisah mereka? Langsung saja baca bukunya….

Ssst…, ketika aku menyelesaikan review ini, my bro, yang gaul abis dan penyuka musik-musik disko, entah mengapa tiba-tiba memutar lagu-lagu milik Opick. Padahal dia tidak tahu lho kalau aku sedang menyelesaikan review ini…. ^^