Jumat, 08 April 2011

SANG KRITIKUS BERWAJAH KHUSUS, NAMUN TETAP MEMBAWA SOLUSUS, EH, SOLUSI!


Akhirnya si “dia” yang ditunggu-tunggu nongol juga di jagad raya ini. Dengan lahirnya si “dia”, kita berharap segala bentuk atau kondisi yang kurang menyenangkan yang hampir dirasakan oleh manusia di seluruh muka bumi ini perlahan-lahan dapat diperbaiki. Bukan hanya orang-orang yang memiliki kuasa yang kita minta untuk memperbaikinya, tapi kita, sebagai penunggu bumi ini juga harus memberikan andil hingga kondisi yang kita harapkan bisa tercipta dan kita bisa menikmatinya bersama. Sempurna, kan?

Sudah tahu arah pembicaraanku, kan? Ha? Belum? Oke!

Pertanyaanku, fasilitas umum apa yang semua orang pasti menggunakannya? Baik orang yang memiliki kendaraan, mau pun si pejalan kaki? Yup! Seratus! Jawabannya sudah pasti “JALAN RAYA”. Kita semua adalah orang-orang yang menggunakan fasilitas jalan raya tersebut. Entah itu mau kerja, mau menuntut ilmu, atau bahkan sekedar mejeng di jalan raya? Beragam tujuan kita. Terus, siapa yang bertanggung jawab untuk menjaga sarana umum itu? Pemerintah? Polisi lalu lintas? Tidak dunk! Yang pastinya kita semua bertanggung jawab atas fasilitas umum tersebut. Apa akibatnya kalau fasilitas umum tersebut tidak kita jaga dengan baik? Ah, mengerikan untuk sekedar membayangkannya.

Temans, ada banyak kasus yang terjadi di jalan raya hingga menimbulkan korban yang tidak sedikit. Mungkin ada diantara kita pernah mengalaminya langsung, atau bahkan saudara kita? Tentu tidak mengenakkan, bukan? Kasus-kasus seperti apa sajakah yang pernah terjadi di jalan raya? Hal ini dapat kita temui jawabannya di buku “Curhat Jalan Raya” terbitan Leutika, bukan penerbit buku biasa.

Di buku itu, berisikan 30 curhatan tentang jalan raya. Dari masalah berbagi jalan raya dengan si pejalan kaki sampai berbagi jalan raya dengan para pejabat yang mau lewat. Ada kisah sedih, dan ada pula kisah kocaknya, semua tersaji secara lengkap. Semua unek-unek dikeluarkan, dikupas secara gamblang tanpa ada yang ditutup-tutupi. Kritikan-kritikan pun juga disampaikan, bukan hanya ditujukan kepada pemerintah ataupun aparat kepolisian, namun juga ditujukan kepada yang punya kendaraan. Kita tidak boleh sewena-wena menggunakan sarana umum itu, karena setiap orang memiliki hak untuk menggunakannya, namun jangan lupa, setiap orang juga memiliki kewajiban terhadap “keberlangsungan hidup” si jalan raya supaya tercipta kenyaman bagi semua pengguna jalan raya. Jangan sampai kita yang menggunakannya dan kita pulalah yang merusaknya.

Di dalam buku ini juga dilengkapi berbagai kritik dan saran yang sangat dalam, namun isinya bukanlah sesuatu yang untuk menghakimi, menyalahkan, atau menghujat pihak-pihak tertentu. Selain itu, di buku ini juga ada solusi apik yang ditawarkan agar kita lebih mawas terhadap prilaku –prilaku jelek kita yang sering kita lakukan tanpa kita sadari.

Judul Buku : Curhat Jalan Raya
Penulis : Ifa Avianty dkk
Penerbit : Leutika
Tahun Terbit : Juni, 2010
Tebal Buku : 208 halaman
ISBN : 978-602-8597-43-2

3 komentar:

  1. siiipp..keren euy..

    yuk mampir k blog santi y.. hehe :D

    BalasHapus
  2. heheh review ini dibuat asal cepat, maaf klo rada ga nyambung. btw, minta alamat blog santid dunk...

    BalasHapus
  3. makasih dah mampir...
    aku sering mampir ke blogmu dari awal dirimu berkunjung ke blogku tapi selalu gagal meninggalkan jejakku disana hehe salam kenal ^^sama2 orang bengkulu kita

    BalasHapus